Placeholder Photo

Juve Mercato Analysis (Indonesian translation)

Start

Berakhirnya Jendela Transfer…

Akhirnya berakhir sudah masa jendela transfer yang selalu penuh intrik bak sirkus. Kini semua rumor mulai mereda dan penggawa Juventus dapat memulai musim dengan tenang.

Sebelum saya memulai analisa saya, sambil sesekali melirik ke arah layar macbook agar terlihat peduli dengan zoom meeting pekerjaan yang diikuti kurang lebih 20 orang, pikiran saya tertuju pada chat pribadi dengan salah satu pendukung Manchester United terkait Smalling yang rasanya lebih condong untuk bertahan di Roma dibanding bergabung pada proyek serampangan yang sedang berlangsung di Machester… Saya harus membahas secara singkat mengenai pertandingan kontroversial yang batal dilangsungkan Minggu lalu.

Saya tidak tahan dengan De Laurentis yang sejak lama selalu menampilkan dirinya sebagai sosok yang angkuh. Dia jelas tidak mau melewatkan kesempatan untuk membuat konfrontasi-konfrontasi tak perlu untuk kemudian berdiri pada landasan moralnya yang tak jelas, terkecuali bagi dirinya sendiri dan sebagian besar pendukung Napoli.

Segala macam makian dan tuduhan ke arah Juventus di media sosial dan tentunya di jalanan-jalanan Napoli sayangnya dapat diprediksi sejak awal. Walaupun saya menganjurkan juventini untuk tidak bereaksi berlebihan, saya sendiri rasanya tidak mampu…

Pada akhirnya, seperti Andrea Agnelli katakan, kita hanya mengikuti peraturan yang ada. Sebaliknya, Napoli tidak.

Jika memang Napoli dilarang untuk melakukan perjalanan oleh pemerintah setempat, kenapa pekerja lainnya tidak mengalami masalah yang sama? Ini tentu bisa menjadi masalah tambahan bagi FIGC. Jika mereka memperbolehkan apa yang dilakukan Napoli, kelak klub-klub lain mungkin akan memberikan alasan yang sama. Perjanjian seluruh klub di awal musim akan sia-sia.

Seperti yang @E_AciernoGibbs jelaskan pada konten Youtube yang dipandu oleh @AllJuveCast

Kini Serie A hanya memiliki dua pilihan. Membuat Napoli sebagai contoh, atau seluruh sistemnya berantakan.

Apalagi jika kita tambahkan rumor yang menyebut keakraban De Laurentis dengan pemerintah setempat yang diduga memberi perlakuan khusus bagi Napoli. Semakin menambahkan runyamnya masalah ini. Padahal semuanya bisa dilewatkan, cukup dengan memainkan pertandingan sesuai jadwal.

Ironisnya, De Laurentis seperti tidak bisa meliat situasi. Justru saat inilah waktu yang terbaik untuk melawan Juve: pelatih yang masih baru dan penampilan buruk pada laga melawan Roma. Napoli sendiri justru sedang bermain bagus-bagusnya… Saya butuh musik untuk mengalihkan fokus saya.

Baiklah, saatnya membahas mercato. Juventus cukup aktif pada jendela transfer musim panas ini, tapi rasanya belum terlalu mampu menyelesaikan masalah utama seperti yang diingini banyak orang.

Tranfers IN

(sumber: transfermarket.com)

Transfers OUT

(sumber: transfermarket.com)

Jika kita asumsikan transfer-transfer di atas terjadi pada periode budget yang sama, rasanya Juve dapat dibilang bekerja cukup baik mengingat begitu banyak pergantian pemain dengan kerugian bersih hanya sekitar  € 14 juta. Hal ini berarti sedikit kemungkinan bagi Juventus bermasalah dengan FFP. Ya walaupun sepertinya mereka juga tidak terlalu memiliki pengaruh berarti, apalagi jika kita melihat apa yang terjadi pada Manchester City.

Agak aneh melihat Mr. Mandrake alias Rolando Mandragora dibeli oleh Juventus dengan harga murah € 10,7 juta,  kemungkinan besar karena cedera ACL yang dialaminya Juni lalu (diprediksi dapat Kembali awal 2021). Sayang sekali, terutama jika melihat performa, pengalaman dan cocoknya dengan visi Juve untuk mempermuda rata-rata usia skuad.

Dibeli senilai € 9 juta dari Genoa pada tahun 2015; dipinjamkan ke Pescara, Crotone dan Udinese pada tahun 2016 hingga 2018; dijual senilai € 20 juta ke Udinese; dan kini dibeli kembali  dengan mahar € 10,7 juta. Nilai ini bisa menjadi € 16 juta dan untuk sementara dipinjamkan ke Udinese selama 1 sampai 2 tahun.

Harga ini saya bilang murah, karena sebelumnya pada penjualan Mandragora ke Udinese terdapat klausul pembelian ulang senilai € 26 juta. Sedangkan Juventus hanya cukup merogoh kocek pada angka € 10,7 juta,

Rolando adalah pemain yang sudah lama saya ingin lihat berada pada kostum hitam-putih. Pernah menjadi kapten Italia U-21, berpengalaman di Serie A (103 pertandingan) dan pernah membela tim nasional senior. Pengalaman yang cukup kaya pada umurnya yang masih 23 tahun. Apalagi Juventus yang seakan kesusahan menemukan regista yang cocok sepeninggal Pirlo dan Marchisio, rasanya cukup ideal jika kita mempunya pemain muda Italia berkembang pada posisi ini.

Tapi rasanya pembelian ini, lebih didasarkan pada adanya kemungkinan Rolando Mandragora dapat pulih dan nilai market-nya meningkat alih-alih didasarkan pada masa depannya di Juventus. Tapi tentunya kita masih dapat mempertimbangkan  Rolando pada dua musim ke depan.

20 Year Old Luca Pellegrini Is Just Amazing ! /// Welcome to Juventus -  YouTube

Masih seputar pemain muda Italia yang rasanya cocok dengan kebutuhan skuad dan kebutuhan taktik, rasanya saya harus menyebut nama Luca Pellegrini, yang pada usia 21 tahun sudah memiliki pengalaman sebanyak 40+ caps di kompetisi tertinggi, bernergi tinggi, dan memiliki kecepatan di sepertiga akhir justru dipinjamkan ke Genoa sampai akhir musim. Padahal Luca terlihat menjanjikan di salah satu pertandingan persahabatan dan tampak cocok dengan sistem yang diinginkan oleh Pirlo.

Tapi akan tampak jelas jika kita melihat siapa agen yang bersangkutan: RAIOLA. Raiola memiliki pengaruh yang masih kuat sejak lama dan rasanya akan tetap seperti itu, terutama karena hubungan baiknya dengan Nedved dan tentunya hubungan bisnisnya dengan salah satu aset utama Juventus yakni De Ligt. Jadi aset siapa sebenarnya De Ligt ini? Aset kita atau asetnya Raiola? Saya tidak mau membahas lebih jauh…

Posisi  fullback yang digunakan Pirlo sejauh ini tampaknya cukup penting. Secara konsisten bergerak ke depan untuk membuat overload di sepertiga akhir dan turun jauh melengkapi 4 di belakang ketika dibutuhkan. Peran hybrid yang memberi support di semua posisi di sayap adalah bek sayap moderen, yang lebih ditekankan untuk lebih banyak membantu serangan. Rasanya tidak ada contoh lebih baik di beberapa tahun terakhir selain Robertson dan Alexander-Arnold di Liverpool.

Keputusan melepas De Sciglio akan didukung banyak orang dan saya bisa pahami jika ada yang tidak setuju. Karen bagi saya,  lebih nyaman rasanya jika kita memiliki satu lagi pemain yang memang berposisi asli di fullback, sedangkan kita kini hanya memiliki 2 pemain asal Brazil.

Sandro, yang performanya di 2 musim belakangan cukup buruk, dan Danilo yang tampaknya lebih nyaman bermain sebagai RCB di susunan 3 bek.

Juan Cuadrado bukanlah bek kanan natural apalagi berharap dia bisa bermain dengan nyaman di sisi kiri.

Kulu sempat dicoba di posisi ini pada pertandingan melawan Roma, dan hasilnya gagal. Tidak heran, karena performanya yang menjadikan Juventus kepincut dan membuatnya dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Serie A musim lalu adalah ketika ia bermain sebagai sayap kanan. Saya akui Dejan memang dimainkan di posisi AM di skuad usia muda, tapi sejak masuk ke skuad senior dia hamper selalu dimainkan sebagai sayap kanan. Posisi yang jelas berbeda dengan bek sayap kanan.

Kekhawatiran lain yang muncul adalah Pirlo akan mencoba Chiesa yang dibeli senilai € 60 juta pada posisi bek sayap kanan yang harus meng-cover seluruh sisi lapangan alih-alih menempatkannya di posisi terbaiknya pada di sepertiga akhir. Pemain lain yang memiliki potensi yang menunjukkan kualitas terbaiknya sebagai sayap kanan dan bahkan terkadang sebagai penyerang. Bukan sebagai bek sayap. (Saya bukan pendukung pembelian ini, terutama di harganya yang cukup mahal, dan di waktu ini. Tapi akan mendukung dan berharap yang terbaik untuknya).

Arthur tampak menjanjikan pada penampilan pertamanya. Bepikir dengan cepat, mampu menahan pressing, cepat dalam bergerak dan memberi umpan, kini berangsur kembali ke tingkat kebugaran terbaiknya. Terlalu awal untuk menebak peran apa yang kan ia jalankan. Tapi prediksi saya, bersama Bentancur, mereka akan menampilkan campuran yang ciamik antara teknik, determinasi dan kemungkinan mendominasi di tengah lapangan.

Yang bukan berarti saya tidak terdorong melihat McKennie dan peningkatan performa Rabiot sejak akhir musim lalu. Untuk McKennie, tampaknya ia akan menjadi suntikan pemain muda yang menggembirakan, determinasi oktan tinggi dan kepiawaiannya di duel udara. Sementara Rabiot adalah pemain yang dinamis, cukup fisikal dan hanya butuh lebih konsisten berkontribusi di sepertiga akhir.

McKennie juga tampaknya menyenangkan, hal yang cukup penting bagi saya. Saya cukup menikmati pemain yang memiliki karakter yang dapat saya kagumi dan pahami. Mungkin tidak terlalu penting bagi orang lain, ada hal yang mungkin sudah hilang tapi saya akan dengan sangat bangga jika dapat melihat klub bisa berkembang secara keluarga.

Saya kira pivot yang ideal, jika melihat stratergi yang diusung Pirlo dengan 2 gelandang tengahnya terus dilanjutkan, adalah 1 pemain fisikal, pintar, kreatif dan mampu tahan akan pressing. Banyak mungkin lupa, atau ya tidak setuju bahwa Rodrigo Bentancur adalah gelandang terbaik kita musim lalu. Tidak ada keraguan akan  hal itu. Lalu kemudian barulah mempertimbangkan gelandang lain yang lebih teknikal yang jika dapat digabung dengan keahlian utama Bentancur… Saya rasa banyak yang meyakini jawabannya adalah Arthur.

Sementara di depan, banyak pertanyaan yang harus dijawab…

Coming back was a dream - Returning striker Morata targets Champions League  glory with Juve - AS.com

Kembalinya Alvaro Morata cukup emosional bagi saya, mengingat betapa sedihnya saya ketika ia harus pergi. Tapi saya tidak lupa dengan analisa yang menganggap bahwa mentalnya terlalu rapuh untuk dapat memimpin lini depan Juventus. Bisa jadi hal ini benar, tapi dia tidak bisa dibilang terlalu jelek juga sejak meninggkan klub beberapa musim yang lalu.

Tidak adil jika menilai Morata pada satu pertandingan saja, terutama pertandingan yang dilangsungkan tidak lama setelah ia sampai di Turin dan baru menjalani 3 kali sesi latihan  (1 latihan personal dan 2 latihan bersama).  Rasanya skuad kita akan lebih baik jika dapat membawa pulang Moise Kean yang juga sekaligus bisa meredakan isu bawa penyerang baru kita akan menjadi starter dan menambah kompleks bagaimana bentuk lini depan Juventus. Walaupun tampaknya Juventus memang mencoba mendatangkan Moise di jendela transfer musim ini, tapi pada akhirnya ia memutuskan untuk mencari pengalaman baru di Paris. Siapa yang bisa salahkan? Mengingat betapa buruk Juventus memperlakukannya. Apakah kini dapat disimpulkan bahwa Morata adalah pilihan ketiga?

Sejauh ini belum bisa dipastikan siapa yang akan menjadi starter, bahkan mungkin Pirlo akan secara regular merotasi semua lini tergantung dari hasil latihan dan bagaimana hasil di pertandingan.

Apa yang Morata punya sebetulnya cukup banyak, ia memiliki sundulan yang baik, pemain yang mampu berlari dan tidak egois serta dapat melakukan penyelesaian akhir. Pemain yang pernah menunjukkan kecintaannya pada Juventus sebelumnya dan berdasarkan berita juga bersedia memotong gaji untuk dapat kembali bermain di Turin. Setidaknya ia mampu menjadi opsi di kotak penalti, dan mampu menarik bek lawan untuk membuka ruang bagi yang lain.

Kekhawatiran utama saya dari kedatangan Morata adalah bagaimana ia akan mempengaruhi menit bermain dan posisi yang akan dimainkan La Joya. Orang terdekat yang bisa disebut bandiera sejak kepergian Del Piero. Saya bahkan sedikit lagi saja bisa menyimpulkan bahwa Juventus telah menyia-nyiakan bakatnya alih-alih dia yang yang gagal untuk menunjukkannya secara konsisten.

Di mana ia akan  bermain? Itu diskusi yang lain lagi. Untuk saat ini saya akan bahagia melihatnya kembali dan berangsur meningkatkan kebugarannya.

Kulu bisa dibilang pembelian paling menarik. Dan menurut standar terkini, ia bisa saja menjadi pembelian terbaik yang pernah dilakukan Paratici. Terutama melihat permainannya yang ciamik dan menjanjikan. Peran apa yang akan ia dapatkan akan segera terlihat, dan meskipun saya tidak setuju untuk menempatkannya di bek sayap kanan, menyimpulkan berdasarkan satu pertandingan rasanya berlebihan. Walaupun memang ia tampak sangat hebat bermain di Parma sebagai sayap kanan, bukan bek kanan, yang saya yakin Pirlo paham.

Chi è Gianluca Frabotta: il classe 1999 schierato a sorpresa da Pirlo nella  sua nuova Juventus

Gianluca Frabotta mendapatkan satu tempat di skuad Juventus yang akan bermain di Champions League musim ini, hal ini menyenangkan bagi saya, dan mungkin saja berarti ada harapan bagi lebih banyak pemain muda lain yang bisa mendapat kesempatan bermain dan tidak hanya berlatih bersama skuad utama saja. Akhirnya.

Secara umum, semua transfer yang dilakukan cukup positif. Hanya bek kanan/bek sayap kanan yang rasanya terlewat, mungkin Pirlo beranggapan Danilo bisa menjalankan peran ini sehingga kita bukannya tidak benar-benar kosong di posisi ini.

Rata-rata usia skuad juga berkurang dengan cukup besar, besaran gaji yang harus dibayarkan juga berkurang, dan seperti tampak pada grafik transfermarket di atas, kita menghasilkan cukup banyak uang dibanding yang orang kira.

Manajemen melakukan pekerjaan yang cukup baik di waktu yang cukup singkat. Keberhasilan membuang banyak pemain yang kurang berguna perlu diacungi jempol, walaupun Khedira masih berada di skuad dan masih berharap dibayar dengan penuh hingga akhir masa kontrak. Hal ini akan menjadi lebih menyebalkan kalau selepas Juventus, Khedira masih bisa mendapatkan gaji yang lebih besar lagi nantinya. Walaupun itu adalah hak, saya tetap tidak setuju dengan mempertahankan pemain yang tidak kita butuhkan, jadi tidak perlu juga diturunkan ke skuad U-23, cukup isi kopernya dengan emas lalu diam-diam buang dia di bandara.

Dari yang pergi dengan status pinjaman, saya paling senang meilhat peminjaman Douglas Costa, yang kadang terlihar mirip dengan Skeletor, seperti juga Rivaldo menurut saya. Tapi rasanya Costa lebih mirip Goblin.

Kelakuannya sudah sejak lama mengganggu saya. Sama halnya dengan kebugarannya. Masa baktinya pada Juventus rasanya juga sia-sia baik dari segi waktu maupun materi. Terutama ketika ia kehilangan bola pada kekalahan melawan Sampdoria, lalu ia hanya berjalan saja tanpa membantu pemain lain mengejar bola. Hal ini meyakinkan saya bahwa ia sama sekali tidak berubah. Kita tidak membutuhkan pemain dengan mentalitas seperti ini, mereka buruk untuk moral pemain.

Douglas juga terlalu sering tampak pada pertandingan persahabatan di pantai bersama teman-temannya, cenderung ingin selalu melakukan trik-triknya, hal ini menunjukkan minimnya keseriusannya. Lalu kenapa Munich mau menampungnya? Saya juga kurang paham, apalagi mereka punya banyak pilihan di posisi yang sama.

Satu pemain yang masih menjadi teka-teki adalah Freddy Bernardeschi. Tampak begitu menjanjikan ketika di Florence tapi sejak kepindahannya ke Piedmont, penampilannya tampak terus turun hingga saya bahkan menganggapnya bukan pemain sepak bola di akhir-akhir musim.

Apakah penurunan ini akibat terlalu seringnya perubahan peran dan sistem? Apakah ia kekurangan kepercayaan diri untuk bermain di level tertinggi secara konsisten? Mungkinkah satu posisi di sayap bisa mengembalikannya ke performa terbaik?

Pertanyaan terakhir adalah yang paling membuat penasaran. Terutama jika melihat dia punya kapasitas yang cukup, walau kurang dalam kemampuan bertahan, lemah dalam kesadaran posisi, dan kurang kreatif di sepertiga akhir! Tetap saja, panggung sudah disiapkan untuknya untuk sekali lagi menunjukkan kepiawaiannya.

Saya hanya menyentuh lapisan atas dari mercato kali ini, tiap bagian rasanya bisa jadi satu pembahasan tersendiri. Saya kira kita akan menghadapi satu musim dengan ketidakpastian, tidak hanya pada taktik, pemain baru, manajer baru, tapi juga soal format dan bentuk kompetisi di dalam dan luar Italia.

Jika melihat pergolakan yang terjadi di sepak bola dan dunia secara umum, rasanya kita sudah cukup baik pada mercato kali ini. Tentu beberapa perkembangan dan skuad seperti yang Andrea Agnelli inginkan, semakin muda. Kemudian bagaimana Pirlo menjadi pelatih dan menemukan sistem terbaik bagi skuad yang ia punya akan menarik untuk ditunggu.

Yang terpenting, kalau bukan hati, adalah kita memulai suatu projek baru. Yang akan membutuhkan kesabaran, karena pasti akan ada kegagalan, kesalahan, dan semoga Pirlo, bersama suntikan darah muda, dapat memberikan kita ketertarikan, dan tidak hanya mempermuda rata-rata usia skuad, tapi juga memulai kembali suatu sisi yang baru, identitas yang baru.

Masa depan tampak menarik…

Forza Juve

(Ditulis oleh Daniel, disadur oleh Yulio)